Pendahuluan

Dengan Nama Allah
Yang Maha Pengasih Maha Penyayang

Kemenangan Revolusi Islami Iran pada tahun 1979 menarik perhatian masyarakat dunia dan menunjukkan kepada mereka bagaimana bangsa Iran yang dengan tangan kosong dapat memenangkan memenangkan revolusi yang tentunya berdarah. Dengan menangnya revolusi tersebut, Al Qur'an dan sunah Rasul serta Ahlul Baitnya menjadi pondasi utama negri itu.

Revolusi besar Iran mendorong para cendikiawan dunia untuk semakin mengenal Iran, khususnya mazhab Syiah; mereka semakin ingin menyentuh fakta yang ada dengan tangannya sendiri. Mazhab Syiah adalah mazhab Ahlul Bait yang disebut dalam Al Qur'an dengan penuh pujian serta hak-haknya yang istimewa.

Fenomena ini begitu menakutkan bagi Barat dan Israel. Mereka khawatir Iran memberikan pengaruh kepada negara-ngera lain yang pasti membahayakan kepentingan mereka. Oleh karena itu mereka berusaha menciptakan "kelompok-kelompok minoritas agama" yang sebelumnya sama sekali tidak ada guna terciptanya perpecahan dan ikhtilaf di antara umat Islam. Sehingga dengan demikian mazhab Ahlul Bait tergoncang dengan kehadiran mereka dan terhalagi penyebaran pemikirannya.

Di antara kelompok-kelompok minoritas tersebut adalah kelompok Wahabi. Kelompok ini lebih menonjol ketimbang yang lainnya karena terfasilitasi dengan cukup baik dari segi finansial maupun lainnya. Yang jelas tak lama setelah kemenangan Revolusi Islami Iran, dengan gencar Wahabi menulis buku, menyiarkan program-program televisi, dan lain sebagainya, yang berisikan pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap mazhab Syiah; dengan tujuan menciptakan image bahwa Syiah tidak rasional dan perlu dijauhi.

Dalam sejarah mazhab-mazhab tidak ada yang melebihi Wahabi dalam hal usaha keuangan. Hanya satu buku Asy Syiah va At Tashih (buku yang mengkritik Syiah) dicetak sebanyak delapan juta eksemplar di kota Khartoum ibukota Sudan dan dua juta eksemplar di kota-kota lain negri ini hanya karena banyak penduduk Sudan yang tertarik dengan Ahlul Bait.

Banyak yang mengamati hal ini dan sampai ada yang menyatakan bahwa ada sekitar 40.000 website yang menyerukan pertentangannya terhadap Syiah. Ada kurang lebih 10.000 judul buku yang ditulis untuk mencela mazhab ini. Namun, anehnya usaha mereka semakin membuat banyak orang bertanya-tanya penasaran, memangnya ada apa dengan mazhab itu? Akhirnya mereka malah mencari tahu dan berusaha menyaksikan dengan mata kepala sendiri seperti apakah Syiah.

Banyak sekali para pencari kebenaran yang datang ke Iran dan berhubungan langsung dengan ulama setempat. Lalu mereka menyadari bahwa segala yang pernah ia dengar sebelumnya hanyalah omong kosong. Akhirnya mereka justru memeluk mazab ini. Sebagaimana firman Allah Swt yang berbunyi:

"...dan mereka memeluk agama Allah secara berkelompok-berkelompok."

Dengan demikian tanpa ada langkah apapun dari pihak ulama Syiah, dengan sendirinya banyak sekali dan bahkan terus bertambah orang yang berminat untuk mempelajari mazhab ini, seperti di Mesir, Jordania, dan negri-negri Arab lainnya; bahkan juga Amerika dan Eropa.

Sungguh menajubkan sekali, sejarah telah terulang. Vatikan juga pernah melakukan usaha yang sama demi merusak citra Islam sehingga muncul Islamophobia. Namun ternyata hasilnya terbalik, justru gencar gerakan pro Islam kita saksikan akhir-akhir ini di Amerika dan Eropa. Dengan izin Allah, Eropa yang kini mayoritas beragama Kristen kelak beragama Islam, Insya Allah.

Akhir-akhir ini sebuah buku kecil sampai ke tangan saya. Jika seandainya itu surat, dapat dikatakan surat kaleng. Tidak ada nama penulis, penerjemah, bahkan tidak jelas dicetak di mana. Buku kecil tersebut berjudul "Pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghidayahi pemuda Syiah."

Di pengantar buku tersebut ditulis: "Usaha saya dalam buku ini tidak lebih dari hanya sekedar mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang "mempertanyakan" Syiah dari website-website, begitu juga dari buku-buku anti Syiah."

Menurut penulis buku tersebut, pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalamnya sempat menyadarkan pemuda-pemuda Syiah yang akhirnya melepas mazhab tersebut. Namun dalam buku itu tidak lebih daru satu orang yang disebut, yaitu seorang pemuda dari Bahrain, tidak ada yang lain. Jika itu memang benar, artinya hanya seorang pemuda Syiah yang melepas mazhabnya dan berpindah ke mazhab Umawi, itu pun pemuda yang sama sekali tidak pernah dilihat oleh si penulis sama sekali.

Jadi, tidak ada pemuda-pemuda itu; website-website yang ia maksud kuyakin adalah website-website mereka, Wahabi, yang mana seluruh orang pun enggan menengoknya.

Wahabi, yang lebih tepatnya Wahabiah adalah aliran yang muncul pada abad ke 8 yang disebarkan dan dikembangkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Tujuannya adalah menciptakan perpecahan antar umat Islam. Mereka mengkafirkan semua orang selain penganut alirannya sendiri.

Yang sering saya pertanyakan, apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut benar-benar pertanyaan yang dilontarkan oleh pemuda-pemuda yang dimaksud, ataukah pertanyaan yang memang dirancang oleh pihak tertentu untuk menimbulkan syubhat di pikiran pemuda pemudi?

Bukankah yang benar mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu kepada ahlinya (ulama terkait) lalu setelah terjawab baru disebarkan? Bukankah Allah swt berfirman:

"...maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui." [1]

Yang benar adalah mencari jawabannya dalam Al Qur'an dan Sunah. Sebagaimana firman-Nya:

"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." [2]

Sungguh melontarkan pertanyaan-pertanyaan sedemikian rupa kepada para pemuda yang tidak memiliki cukup wawasan terhadap agama adalah salah satu bentuk penghianatan dalam beragama dan sama sekali tidak dibenarkan oleh orang-orang yang menggunakan pikirannya.

[1] Al Anbiya', ayat 7 dan An Nahl, ayat 43.
[2] An Nisa', ayat 59.